Kamis, 14 Februari 2013

The Story Of Clara 2



"Cowok tadi siapa? Katanya sakit, kok malah jalan berduaan sama cowok tiang listrik itu," seru Tilla gondok.  Clara menanggapi dengan senyuman.

"Cemburu ya?"
"Siapa yang cemburu? Aku hanya nggak suka dibohongin,"
"Oke, kalau gitu aku nggak bohong, cowok tadi pacar yang sudah aku pacarin selama setahun belakangan ini,"
"Gila! Berarti selama ini kamu bohongin aku?!" cerocos Tilla histeris.
"Nggak usah heboh gitu. Kamu aja pacaran sama Meme aku nggak heboh kok,"
"Kamu sengaja ya buat aku cemburu? Aku benaran sayang sama kamu, masa kata-kata aku belum cukup juga sih?"
"Dari awal kamu nggak pernah serius dengan hubungan ini? Kenapa sekarang kamu seolah-olah serius banget. santai aja lagi,"
"Tega ya kamu , mainin perasaan orang,"
"Siapa yang memulai duluan coba?"
"Meme, memang pacar aku dulu, tapi sekarang sudah mantan. Aku masih berteman akrab sama dia lantaran dia ngebiayain uang sekolahku sampai aku lulus nanti. Jadi mau nggak mau aku ya harus ngelayanin dia kalau dia lagi kesepian."
"Terus kamu anggap apa aku? Apa uang yang ku kasih belum cukup juga?!"
"Bukan begitu. Aku nggak mau berhutang banyak sama kamu. Aku sudah cinta mati sama kamu sekarang,"
"Halah-halah cinta mati apaan? Anak abg tau apa cinta mati itu?!"
"Aku sudah dewasa kok sekarang. Aku punya pikiran dewasa karena kamu."
"Haduh-haduh, katanya kemarin si Cinta yang membuat kamu dewasa? Kok plin-plan banget sih jadi anak?"
"Terserah kamu deh,"
"Ya udah, kalau gitu kamu pulang sana besok pagi-pagi harus sekolah,"
"AKu kan baru dateng, sayang?"
"Salah sendiri datang kok tengah malam. Aku sudah ngantuk tau! Buruan pergi,"




>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Hari demi hari pun bergulir dengan cepat. Anehnya perasaan yang tumbuh dari hati Clara bukanlah kebencian, tapi justru kasihan dengan nasib Tilla, yang harus melakukan hal-hal gila buat hidupnya. Perasaan yang aneh ini terus saja mereka jalani sampai batas waktu yang mereka sendiri pun nggak tahu kapan akan berakhir atau tak akan pernah berakhir.

T : Kamu mau jalan-jalan ke rumah Meme? Ngapain kok aneh-aneh gitu permintaannya?
C : Iyalah aneh. Iya kan kita memang orang aneh hehehehe.
T : Yaelah! malah becanda lagi.
C : Aku mau kenalan sama Cinta yang selama ini kamu ceritakan itu,

wajah Tilla berubah, tatapan & raut mukanya menjadi kosong.

C : Lho, wajah kamu kenapa?
T : Cinta minggat dari rumah. Sudah hampir satu bulan ini.
C : Kenapa?
T : Kayaknya dia sudah mulai curiga gelagat ganjil Meme. Dan aku kangen banget sama dia.
C : Seberapa berartinya Cinta buat kamu, Til?
T : Sama kayak kamu...
C : Kamu serius sayang sama aku Til?
T : Banget!
C : Kalau begitu kita harus putuskan hubungan terlarang ini,
T : Ka-kamu kenapa sayang?
C : Kalau kamu sayang sama aku dan Cinta, kita harus kembali normal. Kita berjuang bareng-bareng. Kamu mau?
T : Ya..ya nggak bisa begitu dong Ra. Aku sudah sayang banget sama kamu. Aku nggak bisa hidup tanpa kamu.
C : Bisa! Kamu pasti bisa Tillla. Inilah cinta mati yang sesungguhnya. kamu harus berkenan mencintai aku dengan cara seperti ini. Kamu cinta, kamu harus ambil risiko buat kembali normal.

Tilla memeluk Clara erat-erat dan seakan tak ingin terpisahkan.
C : Aku sayang sama Tilla.
T : AKu nggak mau kesepian lagi.
C : Nggak akan. Kita akan selalu bersama. Janjilah padaku kamu mau kan?
Tilla mengangguk pasrah. Bagaimana bisa dia kembali normal lagi kalau terlanjur sayang. Ini benar-benar mustahil buat dilakukan.


>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Tujuh bulan berjalan mereka masih sering jalan bareng pergi ke guru spiritual & psikolog bareng. Tapi kenyataan yang harus diterima pahit oleh Tilla adalah Clara melanjutkan studinya ke Amerika dan Tilla benar-benar sendirian memulihkan kondisi jiwanya. Rasa patah hati dan terluka tentunya masih bersemayam di lubuk hati. Clara hanya meninggalkan satu keranjang bunga aster putih di depan kost-kostannya pagi itu. Pagi yang terasa hampa dan menyakitkan.







THE END

BASED ON TRUE STORY OF CLARA

kisah yang pertama bisa di baca di sini http://andrias3pty.blogspot.com/2013/02/the-story-of-clara-1.html#more

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TIDAK BERBAU SARA